Kamu tau permen kapas?
Yang ku tau dia lembut dan manis, namun seketika mencair saat dimasukkan ke mulut.
Kamu memerlukan beberapa kali suapan untuk benar-benar bisa menikmatinya.
Begitupula saat aku mengenalmu, perlu beberapa kali aku meyakinkan hatiku
Namun selalu berada di awang-awang
Semakin aku dekat denganmu, semakin aku tak mengenalmu
Aku gagal menafsirkan bahasamu.
Atmosfer kita sudah berbeda
Aku berpikir bahwa cuaca sedang buruk
Aku lebih memilih untuk berdiam diri
Menunggu saat saat arunika dalam diri kita
Aku sempat merasakan gegap gempita
Baru saja
Isi chat ini sudah nampak seperti jenggala saja.
Rimbun tapi hening,
Ah tidak, jenggala masih memiliki kehidupan.
Tidak dengan kita
Aku memutuskan untuk berhenti
Setelah kutuntaskan rasa penasaranku
Meyakinkan diri
Mengutuk
Aku tidak pernah bisa lupa
Ada saja yang menyebut nama mu
Hingga hari ini aku meminta
Jangan sebut lagi
Yang ku ingat, swastamita yang pernah kita tatap bersama
Tetap saja aku tidak bisa mengubah bagaimana Tuhan memiliki takdir
atas kita
Pasuruan, 19 Februari 2021
Renjana